Saturday, December 15, 2007

[History] Para Pionir Cisco Systems Indonesia

Daniel Tofani, Country Manager pertama
Agustus 1995, Cisco Systems berhasil membujuk Daniel Tofani untuk keluar dari IBM dengan iming2 "...kalau kerja di Cisco nanti kamu akan punya waktu luang yang banyak sekali untuk menyelesaikan tesis yang sedang kamu buat". Ya benar, waktu itu memang Daniel sedang membuat tesis S3 mengenai pengaruh pendidikan pada karir (atau semacamnya -- Daniel, tolong koreksi kalau salah), dan bekerja di IBM benar2 menyulitkan penulisan tesis tersebut karena semua waktu tersita untuk pekerjaan di IBM.

Daniel masuk Cisco Systems sendirian sebagai Country Manager, merangkap Account Manager, dengan pekerjaan pertama mulai bikin kantor, dan mulai cari2 teman untuk dilantik sebagai Systems Engineer (SE).

Catatan: Memang benar sih, setelah Daniel pindah ke Cisco, Daniel jadi bisa mengerjakan tesisnya dengan lancar. Tapi begitu tesis selesai, Daniel sampai pada kesimpulan bahwa untuk menjadi kaya tidak perlu pendidikan tinggi... Maka Daniel seketika saja memutuskan untuk tidak melanjutkan S3-nya, karena begitulah kesimpulan dari tesisnya... - pada kesempatan lain Daniel pernah bilang "orang2 cina bisa pedagang sukses & kaya karena sejak kanak2 mereka sudah magang ke orang lain, bukan karena mereka berpendidikan tinggi. Saya akan buktikan ini melalui tesis saya"

System Engineer pertama
Karena asalnya dari IBM, Daniel mulai approach engineer2 IBM. Yang pertama ditawari adalah rekan saya H, seorang expert IBM di bidang networking. Orang yang benar2 tepat untuk posisi ini, tapi H menolak untuk suatu alasah pribadi.

Yang kedua saya.

Ini merupakan moment of truth. Saya sudah beberapa bulan bermimpi bisa bekerja di Cisco, setelah terpesona dengan dunia networking (saat itu saya adalah IBM Midrange Systems computer engineer). Awalnya gara2 saya dapat training networking di Amerika (IBM Research Triangle Park), sebuah training dari/oleh/dan bagi IBM network engineer, tapi setiap orang membicarakan Cisco di dalam dan luar kelas. Termasuk majalah2 networking di IBMpun isinya banyak ttg Cisco. Instead of brainwashed with IBM technology, saya malah jatuh cinta sama Cisco Systems, dan bercita2 pengen pindah ke perusahaan yang hebat ini ---

Saya pada saat itu sudah hampir 5 tahun di IBM, dan saya selalu merasa IBM adalah The Greatest and Strongest company in the computing world. Penemuan fakta bahwa Cisco adalah The Giant in the data networking world menimbulkan excitement luar biasa pada diri saya, dan keinginan untuk segera bergabung mulai menjadi obsesi.

Gayung bersambut, tawaran Daniel untuk masuk ke Cisco sebagai Engineer saya terima tanpa berpikir.

Mungkin itu sebabnya juga Cisco menerima saya tanpa berpikir.... (law of gravity... heheheh)

Kapan-kapan mungkin saya akan membahas lebih tentang "tanpa berpikir" ini...

Suasana di awal Cisco berdiri
Kami menempati sebuah ruang kecil di ServCorp, sebuah service office di Wisma Bank Dharmala. Kantor ini sangat luar biasa, kelihatan mewah dari luar, dipenuhi dengan sekretaris2 cantik nan sintal yang sangat helpful & cekatan. Sewa ruangan perbulannya juga murah, karena ServCorp cuma cari uang dari printing, fotocopy, dan telpon.

Kerja di awal-awal Cisco sangat menyenangkan. Order-order berdatangan tanpa bisa ditolak.

Ditolak ?

Ya, kami dulu berpikir kalau Cisco di Indonesia tetap kecil maka kami berdua akan bisa handle semua kegiatan dengan mudah. Tapi kalau membesar, maka kita harus mulai cari orang, dan bisnis di Indonesia akan mulai tercium orang regional, dan akan menimbulkan kesibukan2 tambahan.... (nggak bener nih)

Tapi begitulah, menurut pepatah "untung tak dapat ditolak".... Bisnis Cisco membesar luar biasa, dan kami harus mulai hiring Engineer tambahan (kami dulu berpendapat bahwa Cisco di Indonesia cuma perlu Engineer, bukan Sales)...

Perburuan SE
Ternyata mendapatkan System Engineer sulitnya bukan main. Saya mulai dari daftar selected engineer di IBM, tapi dari beberapa yang berhasil diyakinkan, ternyata mental setelah dipertemukan dg Daniel (mungkin karena pendekatan Daniel yang kurang pas).

Cukup banyak Engineer yang saya approach, tapi saya hanya menuliskan yang kemudian mau join ke Cisco --> istilahnya mau join, karena semua penolakan berasal dari mereka, bukan dari sisi Cisco.

David Soleiman, System Engineer kedua
David adalah teman seperjuangan di IBM RS/6000. Young and bright engineer (tapi nggak bisa diatur atasan heheheh...). Saat itu bekerja di Kiwi. Saya tahu David sedang bosan dengan pekerjaannya, dan langsung menerima tawaran kerja di Cisco. Prosesnya juga sangat singkat, hanya satu minggu setelah saya call pertama kali, David langsung masuk minggu depannya :)

Solichin Gani Putra, System Engineer ketiga
Solichin adalah adik kelas di Trisakti, saat itu ujung tombak Digital dengan karir berada di puncak. Mature, bright, and very knowledgeable UNIX Engineer.

Cukup challenging meyakinkan Solichin, karena petinggi ini (>190cm) memang sedang berada di puncak karir di Digital. Solichin hampir menolak mentah2 tawaran Cisco ketika dipertemukan dengan Daniel, tapi untungnya Solichin lebih percaya pada saya...

Solichin join Cisco sebagai SE ketiga.

Farozi Rusli, System Engineer keempat

Farozi juga adik kelas di Trisakti. Mature, honest, and hard worker.

Seharusnya Farozi bisa menjadi SE kedua, tetapi ....

Suatu hari di minggu2 awal di Cisco, secara kebetulan kami bertemu pada saat mau fotokopi. Ternyata kami berdua memang baru pindah kerja. Saya ke Cisco, Farozi ke Anixter. Masing2 dengan semangat barunya, saling berusaha menawarkan pekerjaan, dan masing2 gagal saling meyakinkan.

Farozi akhirnya bisa disadarkan setelah Solichin memburunya sampai ke luar negeri untuk berpindah ke jalan yang benar.

9 comments:

Anonymous said...

Karena nama saya di sebut2 dalam blog ini, jadi mau komentar...

Sebelumnya terima kasih untuk Tony dan Solichin, kalau bukan kegigihan mempromosikan mempropagandakan Potensi Cisco untuk income sebagai "tukang insinyur" Cisco, maka mungkin saya tidak menjadi apa saya sekarang.

Jadi inget waktu awal2 di Cisco ...

1. Di Cisco saya merasakan 1st experience ke USA, San Jose. 1st experience nyetir di USA ... sampai satu kejadian waktu nyetir, koq lampu merah terlihat di spion ... ternyata salah jalur, masih kagok kalau stir kiri ... untung sepi langsung balik arah, selamat deh!
Selanjutnya nyetir di USA is "a peanut thing"

Pelajaran pertama "Kadang-kadang sikap nekat, mempercepat process belajar"

2. 1st experience makan "King Crab" di Fishermen's Wharf di San Francisco, seperti wong ndeso masuk kota, setelah 1 potong kepiting segede piring disantap, trus sangking enaknya nambah satu lagi... besoknya sepanjang training gatel2 tuh badan... ternyata zat penyebab alergi melewati ambang batas tubuh saya...

Pelajaran kedua "Apapun tidak boleh berlebihan, termasuk ??? (pikirkan sendiri)"

3. Belum kepikiran....

see you

Anonymous said...

Saat bergabung dengan Cisco rasanya seperti mendapatkan pengalaman yang lain dari lain, spertinya baru kemarin (Waktunya berjalan sangat cepat).

Thanks untuk Tony yang mengajak dan meyakinkan saya untuk join Cisco.

Saya ingat waktu hari pertama masuk Cisco, dengan " Semangat 45" Tukang Insiyur ini masuk kantor jam 8:00. Suasana kantor yang sangat berbeda dgn kantor saya yang lama (Digital Astra Nusantara). Kesan pertama sepertinya Cisco ini perusahaan MNC tapi ngak ada waktu kantor yang jelas.

Bayangkan gue masuk jam 8:00. Kantor sepi (mirip Kelurahan), nunggu rekan kantor (Daniel, Tony, David), tapi orang2 itu muncul Jam 10:30 sambil cengir2 (Santai sekali). Bayangin nungguin dari tadi, tapi untungnya Staff Servcorp itu manis2 dan ramah.
Jadi minimal masih ada yang nemenin.
Lebih2 Tony munculnya 11:30, Datang terus buka Laptop, download Email (saat itu Introkal ke Singapore) terus ngajak makan siang. Gue ingetin "Ton, itu ngak di disconnect dulu ?". Tony dgn tenang menjawab "Tenang, ini utk justifikasi dapet Leased line".
Perut rasanya mules (ngak cocok neh dgn culture yang di ajarkan selama ini, maklum deh 5 thn di DEC).

Saat Daniel datang saya tanyakan " Boss, jam berapa sih mulainya kerja ?". Daniel senyum2 " Kamu tanya Tony saja ya". Kacau neh, saat itu kebayang bisa rusak neh mental kerja gue kalo gini. Waktu di Astra Pagi udah kayak kuli pabrik Time stamp itu adalah alat yg gue sapa. Time stamp itu lebih penting dari Boss gue hehehe.

Tapi nyatanya, kerjanya sangat merangsang, kerja terus, sampai tahu2 ada di rumah sakit. Herannya rasa capai itu hilang, setiap lihat website CEC (Cisco Employee Connection). Kenapa ya ?

Kalo inget masa2 itu rasanya jadi geli sendiri.

Setelah beberapa bulan berlalu, culture baru itu mulai terserap & banyak pengalaman seperti yang di ceritakan Ozi, yang kadang kalo inget jadi senyum2 sendiri.

1. Nyetir di US itu tidak bermasalah kalau jalanan ramai, kalau sepi, salah2 bisa salah jalur seperti Ozi. Jalanan US itu sepi sekali kalau Hari sabtu & Minggu.

2. Makan dengan teman2 adalah saat2 yang sangat cocok utk berkompetisi (Adu banyak). Kalo sendirian ngak seru (walaupun ngak ada limitnya, asalkan bonnya ngak hilang). Pokoknya kalo di ingat quota makan 5 tahun di Astra itu, habis dalam 5 bulan di Cisco.
Ternyata bukan hanya quota makan, walhasil Tony, David itu berat badannya naik tragis banget, ngeri deh liatnya. Ton, kalo punya foto kuliah, bandingkan deh dgn foto loe waktu tahun 1997.

3. Budaya teknologi Cisco berubah setiap tahunnya dan berkembang meluas. Bayangkan awal join hanya ada 3 jenis Router (2500, 4000, 7000), sekarang sudah punya framework SONA (Dari network sampe Applikasi). Ilmu yang ngak ada habis2nya. Tahun 1996-2000 cisco itu berburu perusahan di Market, sperti belanja kebutuhan di super market. Akusisinya sangat smart.

Saya yakin kalau semua perusahaan dibuat dengan policy dan semangat seperti Cisco, dunia ini akan lebih baik. Rasa memiliki pada perusahan ini sangat besar, bayangkan masuk ke kantor Cisco di berbagai negara dengan modal bagde saja.
Stock optionnya juga menjamin karyawan itu sejahtera, bukan cuma Owner atau pimpinan saja.

Sekarang utk kerja juga bebas dimana saja (Kafe, kamar mandi, kebun, Kantor, Mall).

Masih banyak lagi yang bisa di share, tapi nanti lagi deh.... kalo lagi sempet akan gue sambung lagi.

Anonymous said...

Saya lanjut dikit
Jadi inget waktu awal2 di Cisco ...

3. Bahasa komunikasi Bahasa English
Rupanya Pak Daniel menyadari untuk meningkatkan kemampuan bercakap-cakap kita menggunakan Bahasa English lebih baik ... Daniel asking all employees to communicate using English among us.

Alhasil kita cukup PD berceloteh sekarang, sampai kadang2 ada yang memuji juga ... Bahasa English luh lumayan juga compare Orang Indonesia pada umunya... walaupun selalu ada ROOM for Enhancement.

Lesson Learn...
"Learning by Doing works too"
"Percaya Diri lebih baik dari pada Minder"


lanjut .....

Anonymous said...

tanpa sengaja ketemu ini di Internet ...

http://www.nikkeibp.com/nea/jul98/napjuly/indo.html

Bisa jadi bagian dari sejarah Cisco Indonesia

regard ... farozi

Anonymous said...

Hallo Ozi,Solichin and Tony.

Apa kabar?

Salam dari Vancouver, Canada.

Hadi Bruno

Opan said...

mau numpang nanya nih mas..
kl mau ngambil Cisco di indonesia tempatnya dimana aja sech?
mohon dibalas ya mas..
butuh banget nih..
terima kasih atas perhatiannya..

Tony Seno Hartono said...

Anda bisa mendapatkan produk Cisco melalui partner yang bisa dilihat di URL ini :

http://tools.cisco.com/WWChannels/LOCATR/openBasicSearch.do

Jika ada kesulitan, bisa hubungi Cisco Indonesia di no telp +62-21-78547400

Doni Ind said...

enak yah buat para om dan mas apa pakdhe yang sempet mencicipi bangku kuliah,mau kerja lapangan kerja dibidang IT banyak terbuka lebar. kaya saya yang cuma bangku SMA pgn lebih mendalami dunia IT ga ada biaya, mo jadi enterpreneur susah cari modal, emang sih bener bisnis ga harus pake modal uang, tapi itu gak gampang !!! sori numpang numpahin uneg2 om ma Negara tercinta kita yang kacau balau ini...

Unknown said...

check this, related to Cisco Story
http://madyakusuma.com/blog/