Showing posts with label music. Show all posts
Showing posts with label music. Show all posts

Saturday, October 16, 2010

Monster PC–Movie Maker

Jika anda pengguna Windows 7 atau Vista, jangan lupa install aplikasi Windows Live 2011 Essentials yang bisa didownload gratis di sini : http://explore.live.com/windows-live-essentials?os=other

Salah satu aplikasi favorit saya adalah Movie Maker yang sekarang menjelma menjadi aplikasi pembuat video yang mudah dan bisa memanfaatkan multiple core dari CPU anda. Terilihat di bawah, saya mencoba membuat slide show dari foto-foto saya dilengkapi dengan background musik dengan sangat mudah. Di bawah ini saya membuat video dengan format HDTV (1080p), dan terlihat bahwa sebagian besar CPU saya bekerja keras, sementara beberapa CPU (3,4, dan 7) istirahat (park).

 

image

Sementara di hard disk tidak terlihat kesibukan yang berarti :

  • Drive C (tempatnya Operating Systems Windows 7) hanya aktif 1.79%
  • Drive D & F (tempatnya file-file gambar dan audio yang sedang diolah) hanya aktif 0.18%

image

View lain :

image

Kesimpulan : pekerjaan encoding video seperti ini membutuhkan CPU yang kencang sekencang-kencangnya. Jadi jika anda senang melakukan pekerjaan ini, gunakanlah intel Core i7 atau yang lebih kencang lagi… Memory yang besar tidak membantu di sini Sad smile

Monster PC– Audio Encoding Performance

Tadi saya melakukan eksperimen :

  • Rip beberapa audio CD menjadi FLAC (yang ini tidak diukur performance-nya karena bottleneck di DVD drive)
  • FLAC (format lossless) dikonversi ke Wav hasilnya rata-rata adalah 284 kali lipat
  • Wav dikonversi ke MP3 LAME, 240 kbps bit rate (extreme quality), dan encoding Slow (High Quality), hasilnya 218 lipat

 

image

Pada saat encoding ke MP3 terlihat CPU utilization untuk 8 core semua mentok sampai atap (rata-rata 80%) dan hard disk yang menyimpan wav terlihat sangat sibuk (kelihatannya hard disk ini yang menyebabkan bottleneck), dan hard disk tujuan yang menyimpan MP3 terlihat diam…

image

Saturday, July 18, 2009

Membuat Lagu Pendek/Jingle dengan Microsoft Songsmith

Jika anda senang menciptakan lagu, atau jingle, secara instan dengan cara berdendang atau menyanyi atau bersiul, dan tidak bisa memainkan alat musik (atau repot dikejar waktu tayang), maka Microsoft Songsmith bisa menjadi solusinya !!

Syaratnya gampang.

Gunakan saja pc/laptop anda yang dilengkapi dengan speaker dan microphone (yang builtin sudah cukup), atau kalau mau lebih bagus lagi gunakan headset dengan microphonenya, dan install software Microsoft Songsmith. Setelah itu anda tinggal setting microphone dan speaker di pc anda, kemudian hidupkan softwarenya, dan siap menciptakan lagu2 baru :)

Pada saat anda mulai bermain, akan ada menu mudah di awal yang akan menuntun anda…

image

Di balik penampilan Songsmith yang sederhana ini, tersimpan mesin PGMusic Band-in-a-Box dan synthesizer dari Synthmeister Garritan ! Microsoft berhasil mengemas kedua mesin canggih tadi ke dalam paket software sederhana yang (sebenarnya) ditujukan untuk anak2. Namun, para profesional juga sebenarnya bisa menggunakannya sekedar untuk mencatat ide2 dengan cepat dan mudah.

Dengan Songsmith, anda tinggal menyanyi/bersiul, kemudian Songsmith akan menciptakan iringan secara otomatis.

Kalau iringan itu kurang cocok, anda bisa dengan mudah mengubahnya. Ada 2 slider “Happy” dan “Jazzy” yang akan mengubah warna musik anda.

Kalau kita ingin lagu melankolis, maka pentokin slider happy ke sebelah kiri, nanti Songsmith akan memainkan lagu dalam akor minor. Sementara untuk lagu yang happy akan main dalam akor mayor. Kita bisa memainkan slider ini ke kiri-kanan dan kita akan mendapatkan banyak sekali variasi2 akor…

Untuk lagu yang tidak jazzy, pentokin slider jazzy ke kiri, maka kita akan bermain pada akor standar, sementara kalau dipentokin ke kanan kita akan memainkan akor2 jazz… untuk lagu yang agak2 jazzy, kita bisa taruh di tengah, atau di posisi manapun tergantung dari selera kita…

Contoh di bawah adalah hasil siulan asal dari saya, dan dimainkan kemudian dengan irama Piano Ballad, yang sedih dan tidak jazzy….

image

Lagu yang sama bisa berubah karakternya dengan mengubahnya menggunakan style Funk Rock, yang gembira dan jazzy….

Terlihat di situ bahwa akor2 yang dimainkan juga menjadi sangat berbeda !

image

Kalau masih kurang sesuai juga kita bisa mengubah akornya secara manual di setiap bar, atau minta Songsmith memberikan beberapa rekomendasi :

image

Selain dari itu, instrumen musik juga bisa diubah secara individual. Rekaman suara juga bisa direkam kembali sehingga akan didapatkan hasil yang lebih baik lagi.

Jika anda selesai dengan rekaman anda, anda bisa save kedalam format WMA, WAV, atau MIDI ! Atau anda bisa juga export ke Movie Maker untuk menambahkan video clip ke dalam musik anda !!

Sunday, June 22, 2008

Drum - belajar note 1/16

Kemarin saya dapat pelajaran drum baru, karena sulit saya tulis saja di sini :



Sebenarnya saya sudah tuliskan file MIDInya, tapi belum tahu caranya posting/upload ke blog ini....

Tuesday, June 3, 2008

Yamaha Silent Drum DTXPRESS IV Special Set

Here I am posing with my new drum set :


The story behind
It is never too late to learn new thing. I never play drum in my whole life (I'm 41 now). I think being able to play drum is cool - so I decided to buy one as a present for myself =P~

There were several drum types that have been considered :
  • accoustic drum - the best, but very noisy, and costly (in term of building a special isolated room/studio just to play the unit without the neighbor complaining)
  • electronic drum - well..... it's electronic, not accoustic :p
  • drum pad - well.... even though the sound may be good, but it just feel like playing a kid's toy
I decided to take a drum practice in Yamaha music school in a mall near my home before make any decision. After one week then I finally decided to buy the Yamaha electronic drum :


Yamaha DTXPRESS IV Special Set comes with one drum trigger module (that sounds terrific), hi hat (plus pedal and stand), snare drum, bass drum, 3 cymbals (crash, ride, china), and 3 toms (high, middle, floor). However, different with the accoustic set, the digital one does not come with the bass drum foot pedal and stool...

What I like about the unit
  1. Great sound - I can hear a very realistic and powerful sound from my headset (a large sennheiser headphone), enough power from the sound module to blow your hearing away.... The sound (AWM) is nice and not boring for long time play.
  2. Great feeling - I can play as if I play an accoustic one, but this unit feels nicer. The rubber gives better feel and natural rebound that enable me to play quickly and realistically
  3. Silent - I can play at home using Hi Fi sound system (small Bose speakers and subwoofer), without any sound isolation, until 4am in the morning. No one outside my room has ever complaining (they barely hear the drum sound with the maximum sound Bose can produce)
  4. Multiple zone pads - basically I can hit the pads at different spot and it will sound differently, so I can make open/closed rim shot, head on the snare drum, bell/bow/edge on the cymbal ride & crash... The way we create different sound is very similar with accoustic drum
What I don't like about the unit
Well... even though the unit looks much better compared to the nearest competitor's product (with the same price level), but the accoustic one looks so much better !

Monday, January 7, 2008

Pirates of the Caribbean (djembe + piano)

I saw this in You Tube - an amazing conversation between Modern and Ancient musical instruments !

Sunday, January 6, 2008

Djembe dari Bali


Djembe (baca JEM BE dengan E seperti ENAK), merupakan alat musik perkusi asal Afrika Barat dan dipukul menggunakan tangan kosong (seperti conga). Djembe berukuran macam2, dari 5" sampai 18" (diameter kulitnya).

Bentuk djembe yang seperti cawan membuat djembe memiliki suara bas yang bulat. Pemain djembe yang berpengalaman bisa membuat bermacam2 nada (tinggi/rendah) - mirip2 kendang sunda lah....

Ini contoh seseorang memainkan djembe solo (ukuran 13") :


Suaranya terdengar cempreng karena mungkin ini hanya rekaman. Suara asli djembe 13" bulat dan ngebas, apalagi kalau dipukul tengahnya (bunyinya duuung).

Kebetulan hari ini saya sedang berada di Kuta Bali untuk keperluan dinas. Hari ini adalah hari terakhir dan pesawat saya terbangnya sore (pk 18 kalau nggak molor). Sementara menunggu, teman2 saya semua pada pijat refleksi. Saya sendiri tidak ikut pijat, karena saya ingin mencari2 alat musik Didgeridoo dari kayu dan mungkin juga alat2 musik eksotik lain made in Bali.

Di dekat hotel ada jalan Majapahit, di sepanjang jalan itu ada banyak industri rumahan pembuat bermacam2 alat musik akustik.

Saya melihat ada beberapa tempat yang memajang didgeridoo dari kayu dan bambu, serta alat2 musik perkusi seperti djembe dan lain2.

Didgeridoo Kayu Jati
Saya mampir ke beberapa toko, dan mencoba didgeridoonya. Bentuk luarnya memang lumayan bagus, tapi ternyata suaranya tipis sekali. Waktu saya tanya ke pembuatnya, bahannya dari jati dan proses pembuatannya bukan dari rayap melainkan dengan bor.
Bor ?

Ya, didgeridoo merupakan alat musik tradisional australia, berupa batang kayu (biasanya eucalyptus) yang berongga karena dilahap rayap. Suara didgeridoo asli australia sangat merdu (meskipun banyak orang2 yang tak berberasaan bilang suaranya mirip suara kentut).

Jogging dari Sopo Kreasi
Saya berhenti agak lama di satu toko, namanya "Sopo Kreasi", yang punya dari Jawa, namanya Jogging.... Nama yang cukup antik, apa nggak capek bernama Jogging ? soalnya saya sendiri kalau jogging 1 jam sudah setengah mati.... lha orang ini Jogging seumur hidupnya, bwahahaha...

Di Sopo Kreasi, ada seseorang sedang mengikat2 Djembe bagus. Kulitnya tidak putih, tapi warna coklat muda/tua, seperti punggung kambing.

Jogging bilang, djembe ini bagus dan memang buat main, bukan untuk pajangan. Waktu dipukul suaranya besar dan ngebas banget... Saya pernah mendengar suara djembe dalam format MP3, jauh suaranya dengan yang asli ini.... Saya langsung jatuh cinta dan saya pesan djembe yang 99% selesai itu.

Jogging bilang, ini selesai dalam 15 menit lagi. Jogging bilang harganya mahal, dan agak sungkan nyebutnya. Waktu saya tanya terus katanya 600 sekian ribu. Saya pikir, wah itu sih murah, lha wong saya dikasih 10 juta juga nggak akan bisa bikin barang beginian.

Jogging bertanya buat apa ? Saya bilang, ya buat saya main.

Rupanya dia memang nggak yakin saya pengen main, mungkin dipikirnya saya ini pemilik toko musik dari Jakarta yang ingin memborong djembenya.... Wajar sajalah, soalnya dia memang ternyata exportir alat2 musik.

Anyway akhirnya kita settle di 600 ribu, dan saya ke ATM (harus cash dude) sementara djembenya diselesaikan.

Memilih Djembe

Nah ini menurut pendapat Jogging (saya sih percaya saja, soalnya dia kan pembuat djembe) :
  • djembe memiliki ukuran bermacam2, dilihat dari diameternya. Djembe yang saya beli berdiameter kulit 13 inci (seperti yang di video di atas). Makin besar diameternya, makin rendah suaranya. Di toko ini saya lihat ada badan djembe sebesar meja, tapi Jogging bilang itu cuma untuk pajangan, soalnya karena diameter terlalu besar (mungkin juga jadi nggak bisa dipangku2)
  • djembe menggunakan kulit kambing yang baik (tebal). Kulit sapi kurang cocok, dan kulit kerbau terlalu tebal. Kalau untuk bedug, yang terbaik adalah kulit kerbau, soalnya sapi kurang keras... tapi jaman sekarang, kerbau makin sulit didapatkan kulitnya (mungkin dikarenakan populasinya yang juga makin menurun). Djembe ini bisa dipukul sekuat2nya (asal pake tangan, bukan kampak), dan nggak akan djebol....
  • djembe murah menggunakan kulit kambing yang tipis. Biasanya tambal2an. Tambalan tidak terlihat karena kulitnya kemudian dilapis dengan semacam cat putih. Djembe semacam ini tidak bisa dipukul kuat2 karena bisa djebol (hehe)
  • badan djembe terbuat dari kayu. Djembe mainan/pajangan biasanya dicat warna-warni, sementara yang bagusan berukir. Jenis ukiran ada yang ukiran afrika (biasanya motif sederhana gambar2 pohon atau semacamnya), ada juga yang ukiran bali (nah kalau ini ruwet ukirannya, tahu sendiri orang bali seperti apa kalau sudah ketemu balok kayu)
  • saya lupa bertanya kayu apa yang bagus untuk djembe, tapi djembe punya saya terbuat dari kayu Mahoni yang berat. Ini sepertinya kayu utuh yang dilubangi (pake pahat). Karena berat tidak direkomendasi untuk dibawa kesana-kemari kayak gitar :p
  • kulit djembe diikat dengan banyak tali temali. Nah, salah satu kegunaan tali temali itu adalah untuk mempermudah TUNING. Tuning suara djembe, misalnya untuk menaikkan nada suara, cukup dengan menjalin tali2 itu dengan tali2 baru yang memutar (sayang saya tidak capture videonya). Makin banyak talinya memang makin repot memilinnya (karena makin banyak), tetapi makin kuat & stabil
Perawatan Djembe
  • kulit djembe cukup diolesi dengan hand & body lotion saja
  • tidak boleh dijemur terlalu lama, kulitnya bisa kering

Saturday, December 8, 2007

Didgeridoo

The video above was published by "oddmusic" at the youtube.

When first time I visited Australia (Sydney) for training (New Employee Orientation Program by PT. USI/IBM Indonesia back in 1990, I saw some aborigine artists playing unusual musical instruments near the Sydney Opera house.

Later on I found out that the name of that instrument was Didgeridoo.

I wanted to buy one, but the price was too expensive for me..... So I didn't buy it. But every time I visited Australia, I always want to buy one, but never happen, until last month I finally decided to buy one !!!

I selected one that is 130 cm long, made from wood that was hollowed by termite. The price was AUD$ 299 (not sure know why the Australian like to use '9' almost for a price of something)... Its quite expensive, but the storekeeper (Damien) show me how to play it. I tried it and for the first time in my life, I can make short drone (only last several seconds though). Damien told me that the he will send the didgeridoo for free to my home address in Jakarta.

After that I tried to collect as many information about didgeridoo in some public libraries during my vacation in Melbourne and Albury. I can find only very limited books. I can't even find one in some bookstore. Well, Damien did give me one thin manual book, but that book did not satisfy me.

One week later, I arrived back home, and I start searching all information about didgeridoo or didjeridu or yidaki from the Internet. And I was very surprised when I could find a lot of tutorial video and training materials from the Internet. They are much better compared to any book !!

At least we could prove that Internet is a magnificent information source for everything.

I have been exercising for about two weeks now (around 1 hour/day). I can emulate some animal sound, and some simple rhythmic pattern.

There's still a lot to learn, but learning process is also very enjoyable, and I always find new and better ways do make a sound. So I am very happy during this process, and I think this could last very long (I actually plan to perform a music show using didgeridoo sometime in the future....)

Playing didgeridoo also give other benefits. I think I can control my breath much better now, and I think my lung capacity also improving (very useful when your jobs requires you to speak a lot and loud - like my profession :P

Special thanks to Damien who showed me how to make simple drone, and Anne who demostrated to me how to play didgeridoo during my visit to Digby and family for lunch and dinner !