Friday, August 14, 2009

Indonesia INC - Peningkatkan Daya Saing Indonesia melalui Pendayagunaan ICT di Desa

Information and Communication Technology (ICT) merupakan satu landasan untuk mewujudkan misi dan visi Indonesia. Landasan ICT yang kuat memungkinkan eksplorasi dan eksploitasi semua potensi sumberdaya Indonesia (manusia, kebudayaan, dan alam) secara optimal. Didukung oleh kekayaan sumberdaya Indonesia yang luar biasa, tidaklah mustahil untuk bangsa Indonesia menjadi besar dan disegani oleh bangsa lain di dunia.

Kebanyakan orang mengira bahwa ICT hanya produk teknologi tinggi yang berperan hanya di kota-kota besar (di mana infrastruktur komunikasi data sudah sangat bagus), dan bahwa manfaat ICT di desa-desa belumnya banyak. Dari sisi pekerjaanpun, ICT hanya dipandang sebagai konsumsi pekerja kantor, dan kurang cocok untuk diterapkan di pedesaan.

Padahal ICT sangat bisa diterapkan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat di pedesaan :

  • Peningkatan Pendidikan :
    • Membantu pelatihan dan penyuluhan petani secara terintegrasi sehingga hasil pertanian bisa meningkat berkali-kali lipat
    • Membantu pelatihan dan penyuluhan kesehatan untuk menurunkan tingkat kematian ibu dan bayi, dan meningkatkan gizi dan kecerdasan generasi yang lebih muda
    • dsb
  • Pembinaan Inovasi :
    • Proses pendaftaran hak cipta yang lebih mudah, cepat, dan aman
    • Kolaborasi yang lebih mudah di dalam suatu ekosistem yang sama
    • dsb
  • Penciptaan Peluang :
    • Proses jual-beli yang transparan dan cepat
    • Kesempatan berbisnis di bidang layanan ICT ini
    • dsb

ICT untuk Pedesaan

Sebenarnya banyak pemain ICT yang menaruh perhatian besar terhadap masyarakat pedesaan sudah cukup lama bergerak untuk meningkatkan penetrasi ICT ke desa-desa. Sebagai buktinya, sekarang kita bisa browsing internet hampir di manapun di seluruh Indonesia. Dampaknya memang mulai terasa, namun masih jauh dari optimal.

Baru sedikit sekali desa-desa yang benar-benar terbantu oleh ICT. Sisanya masih belum terjamah, dan masih melakukan semua kegiatan sehari-hari secara tradisional.

Untuk memanfaatkan ICT di desa, sebenarnya langkahnya cukup sederhana, dimulai dengan membuat pusat-pusat layanan ICT (semacam Warnet Plus yang menyediakan layanan lain) yang dilengkapi dengan karyawan dan penyuluh melek ICT yang siap membantu masyarakat mendapatkan :

  • Informasi :
    • menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar pasar (apa yang sedang laku, harga komoditi, pupuk, dsb)
    • kapan saat yang tepat untuk melaut dsb
    • bagaimana mengolah hasil bumi/laut yang lebih baik dsb
    • fasilitas kredit, bantuan pemerintah, dsb
  • Penyuluhan :
    • fasilitasi kegiatan penyuluhan kesehatan, pertanian, dsb
    • fasilitasi teleconference dengan kelompok petani di desa lain
  • Pelatihan :
    • kegiatan pelatihan penggunaan komputer bersertifikat
    • pelatihan tentang kesehatan, pertanian, dsb melalui modul-modul e-learning & multimedia
  • Layanan Kependudukan :
    • pengurusan KTP, perijinan, dsb

Beberapa Hambatan

Microsoft memiliki program CTC (Community Technology Center) yang misinya mirip yaitu memajukan penduduk desa melalui pemanfaatan ICT dengan pendampingan oleh LSM. Ada lebih dari 130 CTC yang sudah beroperasi dengan baik di Indonesia. Di bawah ini adalah foto yang diambil dari salah satu CTC di Nusa Lembongan :

image

Ada banyak sekali pelajaran yang bisa dipetik dari kegiatan CTC ini misalnya yang menonjol adalah :

  • Keinginan masyarakat yang sangat tinggi, sehingga tidak terganggu oleh keterbatasan infrastruktur internet yang sangat lambat, dan listrik yang tidak stabil…
  • Ketaatan terhadap tradisi cenderung menolak semua hal baru yang dirasa berlawanan, sehingga diperlukan proses pendampingan yang lebih sabar dan lebih aktif terlibat
  • Perlunya pengawasan yang lebih tinggi mengingat tidak adanya mekanisme kontrol tertentu untuk memblokir konten yang tidak aman (seringkali dikunjungi secara sembunyi-sembunyi)

 Indonesia Incorporated

Microsoft CTC sebenarnya sudah cukup sukses menjalankan misinya, namun untuk benar-benar memajukan ekonomi Indonesia melalui pemanfaatan ICT di pedesaan, kita memerlukan lebih dari CTC. Kita memerlukan sistem ICT yang terintegrasi sekelas sistem enterprise yang ada di perusahaan-perusahaan.

image

Pada dasarnya kita berupaya memberikan konten yang positif dan terkontrol kepada seluruh masyarakat pengguna Warnet Plus. Konten bermutu dikembangkan oleh para penyedia konten, baik dari kalangan pemerintah, peneliti, akademis, maupun dari internet. Namun di sini diperlukan sebuah badan untuk melakukan seleksi dan filtering mengenai konten apa saja yang aman.

Konten sendiri akan didorong ke semua warnet plus melalui infrastruktur jaringan yang seadanya. Dengan fasilitas “dorong” ini, maka semua pengguna warnet plus akan merasakan kecepatan yang luar biasa pada saat mereka mengakses konten yang sudah tersedia di server lokal. Jika mereka mengakses konten yang belum ada di server lokal, maka permintaan akses pertama akan lambat (sesuai dengan kapasitas gateway internet yang ada), tetapi pengguna kedua dan seterusnya akan merasakan peningkatan kecepatan yang besar. Ini dimungkinkan dengan teknologi cache.

Untuk mencapai skala implementasi yang besar, diperlukan suatu arsitektur yang skalabel dan didukung oleh sistem operasi jaringan dan server yang memang mampu mengenali semua jenis traffic dan dapat secara otomatis mengenali mana konten yang harus diblok, mana yang harus dicache, mana yang harus diutamakan, dan sebagainya, disamping juga harus melakukan semua ini secara virtual di atas arsitektur perangkat keras yang parallel (untuk mencapai keandalan dan kinerja yang setinggi-tingginya).

Salah satu sistem operasi terbaik untuk keperluan ini adalah Microsoft Windows Server 2008 R2 yang memiliki beberapa kemampuan canggih seperti :

  • Teknologi cache yang sudah built in, akan mempercepat Internet yang bolot
  • Mendukung multi core untuk performance yang skalabel
  • Mendukung virtualisasi
  • Hemat listrik
  • Sistem high availability yang mencegah downtime
  • Manajemen server yang mudah
  • Sistem replikasi konten yang canggih

Dengan sistem operasi yang secanggih ini, yang tinggal hanya kreativitas penyedia konten saja…. soalnya biaya juga tidak akan menjadi masalah karena ada model pembayaran secara bagi hasil secara kemitraan melalui PPP (Public Private Partnership)….

Beberapa hal yang perlu didiskusikan :

  1. Bagaimana langkah sosialisasi yang paling tepat supaya masyarakat di pedesaan mengetahui keberadaan ICT pedesaan ini ?
  2. Apa langkah awal yang tepat untuk menarik minat masyarakat pedesaan terhadap ICT ?
  3. Bagaimana mengatasi kendala bandwidth ?

24 comments:

Goenarso said...

Melalui TVRI

Arief said...

saya pernah lihat di NGC di india mereka buat sarana dimana warga setempat (desa tertinggal) bisa akses internet di jam-2 tertentu dan tentunya utk situs-2 tertentu saja (good sites) dengan menggunakan pc-2 bekas yg bisa internet akses dan juga yg stand alone (utk menggambar, game(edugame), edutainment) bahkan cara-2 menggunakan pc atau akses ... Read Moreinternet..nah biasanya yg interest awal mulanya anak-2 sekolah..akhirnya program itu bikin tumbuh minat anak-2 akan IT juga orang tuanya..tentu tidak mudah karena akan ada pro-cons..coba aja di tiru gak ada salahnya..semua tentunya free of charge..:),,

Tony Adi said...

teknologi yg tepat guna, praktis dan dipahami masyarakat "ndeso"

M Tanthowi said...

Setuju sm mas arief..

Harris Margo said...

IMHO: Untuk memancing penggunaan adalah menempatkan akses2 ke informasi umum seperti koran-online dll.
Browser yg digunakan jg sebaiknya yg sangat simple tidak perlu mengetik alamat2 web cukup dengan click and show.
Pendidikan mengenai TI & komunikasi pada sekolah2 tingkat dini (kalau perlu sedari SD/TK) sudah diperkenalkan dengan penggunaan komputer/internet.

Tony Adi said...

IMHO : perkenalkan facebook ke masyarakat pedesaan, pasti booming melek TI akan terjadi dgn sendirinya

JF Arief S said...

cara yg dipakai di India itu sptnya dah tepat karena dah sampai PBB dpt penghargaan dimana terbukti hasilnya banyak IT savvy dari India yg juga berasal dari pedesaan mulanya..start from the simple things and make use of things that others things it is a waste..waste aja bisa diolah jadi sesuatu yg bagus,,kenapa gak utilize tuh PC-2 bekas yg masih ... Read Moreberfungsi?..meniru yg baik gak ada salahnya,,tinggal buat modif dikit utk disesuaikan dengan local wisdom..:)..do not dream high if you can't do the simplest thing..:)

Tony Seno Hartono said...

Luar biasa inputnya teman2.... many thanks to all of you ! Memang perlu cara kreatif (misalnya gaming, multimedia content dll) untuk menarik minat orang2 yang belum melek ICT. Perlu dukungan ISP & Telco operator di Indonesia untuk membesarkan pipa data (nggak perlu ke Internet BB di US, karena kita bisa sediakan local content) ke seluruh desa2

JF Arief S said...

Negara ini kaya kok.. apa aja ada cuma..kemauan yg gak ada..:)..apalagi kemauan untuk bersatu memajukan dan mensejahterakan rakyat..jangan cuma lip service saja sptnya..:),,moga-2 berubah..

Bibit S said...

klo mo buka warnet apa bisa join ama mas tonySH? daerah cilandak kko/ trakindo??

Tony Seno Hartono said...

Kalau saya lihat, kemauan ada, tetapi tidak ada sinergi... Ibarat kereta yang ditarik dua kuda, kereta akan melaju kalau kedua kudanya menarik ke arah yang sama. Kalau kedua kuda menarik ke arah berlawanan, maka yg terjadi keretanya bisa diam ditempat atau malah terbelah

Ivan ML said...

dgn adanya WiMAX pasti lebih cepat. Tiap skolah & kantor desa musti ada PC, akses internet gratis. Tapi jangan dikasih kursi seperti di changi.

Tony Seno Hartono said...

@Mas Bibit : Kalau mau buka Warnet ada program khusus nih, lengkap sekalian bantuan Marketingnya : http://www.warnetlegos.com/

Bibit Sudibyo said...

@TONY SH: tq...., klo ama temen sendiri ada ngga ya? biasalah biar bisa miring2 n terjangkau. klo dirumah sptnya cukup bagus, msh belum banyk warnet, pdhl banyak kos2an

JF Arief S said...

he3..Ton itu namanya belum mau,,kalau beenr-2 mau mah gak gitu,,itu mah mau-mau kucing..:P..
@Ivan ML: mesti ada dunks,,cuma jangan kursi DPR/DPRD apalagi kursi presiden atau wapres,,,,kasihan khan yg mo belajar,,masa mesti berdiri,,ini namnaya gak niat dunks memajukan masyarakat..:P....di changi khan beda targetnya juga placenya..:)..

Davy Ariokta said...

hehehe menurut saya Pak, utk ke org2 pedesaan sih hrs yg berguna lgs utk kehidupan mereka sehari2, misalnya gimana caranya ngawasin sawahnya dr rumah, ato gimana caranya neriakin burung2 yg ganggu padi dari rumah, gimana ngawasin tanemannya kalo malem alih2 takut ada yg nyolong, dll. Kalo cuma game, multimedia, dll, saya rasa ga akan gede efek jangka panjangnya, cuma efek wow sesaat aja

Tony Seno Hartono said...

Implementasi ICT di desa2 terkendala bandwidth internet, apalagi di Indonesia Timur, apa pendapat anda ?

Evi Rudiat said...

kalo menurut saya gimana kalo desa-nya sekalian dipindah kan ke kota yg ada bandwidtnya ? hehe

Arkin said...

juga terkendala oleh teknologi yang terlalu cepat berubah - sementara calon penerima teknologi sendiri belum mampu berubah terlalu cepat.

Tony Seno Hartono said...

Bagus juga idenya, desa dijadikan hutan & sawah saja, sementara kota ditata menjadi supercity penuh dg high rise building... Efisien skl untuk implementasi broadband sd Gbps :))

Noor Wajianto said...

iya infrasturukture nya emg minim bgt plg buat P2P aza via wireless harus buat bridge lagi itu pun koneksi gak lancar

Erick R said...

Jurang-nya terlalu dalam, bos.. Saya sdh pernah keliling sepanjang Sulsel: makan saja mereka susah... Apalagi ICT, tidak ada dalam pikiran mereka. Apakah OLPC sudah sampai desa2 ?

Tony Seno Hartono said...

Jurang ICT di pedesaan sangat besar, ICT perlu dibungkus menjadi sesuatu yang sangat mudah dimengerti bagi masyarakat desa, misalnya "rambu2 waktu yang tepat utk melaut", "informasi harga hasil bumi", penyuluhan2 kesehatan menggunakan multimedia dsb

Frieda said...

Setuju! Tapi harusnya Departemen Pertanian & Pemda Provinsi masing2 yg harus agresif & serius men-sosialisasikan program-nya....supaya rakyat makmur...daripada alih profesi jadi TKW...