Sunday, December 23, 2007

Membuat Connected City in Indonesia

Mau bikin kota kayak Dubai di Indonesia ?

Hmm...., mungkin tidak bisa semewah di Dubai, tapi jelas kita bisa wujudkan Jakarta Connected City, atau Aceh Connected City, atau Indonesia Connected...

Sebenarnya mau bikin seperti itu di Indonesia semuanya sudah ada : teknologi, infrastruktur, duit, SDM (sumber daya manusia)... Jadi tinggal diperlukan kemauan saja (dari pemerintah).

Arsitektur Connected City
Saya malas menggambar, jadi saya ambil beberapa gambar di bawah ini dari CCRE whitepaper (materi ttg Cisco Connected Real Estate). Konsepnya sama, tetapi di sini saya perluas & aplikasikan untuk Indonesia.


Kalau kita lihat secara umum, di dalam sebuah kota (yang ada kegiatan bisnisnya) terdapat bermacam-macam bangunan, mulai dari perumahan, hotel, apartemen, gedung2 kantor, pertokoan, hotel, airport, bank, dsb. Selain itu juga banyak orang2 yang bekerja secara mobile (menggunakan PDA, handphone, laptop) dengan bermacam2 teknologi (mulai wifi, 3G, GSM, dst.). Kota bisnis manapun di Indonesia, besar atau kecil, memiliki banyak hal yang serupa. Bedanya hanya skalanya.

Untuk mewujudkan connected city, semua bangunan dan benda yang ada di kota tersebut harus saling terhubung melalui suatu infrastruktur jaringan. Idealnya, protokol yang digunakan untuk membangun infrastruktur seperti ini adalah MPLS (Multi Protocol Label Switching).

Mengapa MPLS ?
MPLS memiliki beberapa kemampuan seperti :
  • Keamanan sangat tinggi (sebanding dengan Frame Relay/ATM)
  • Efisiensi tinggi, karena bandwidth bisa dishare dengan banyak orang
  • Jalan di infrastruktur apapun (mulai dari fiber optic, DWDM, ethernet, kabel telpon, sampai kabel tiang jemuran, dan wireless.... - semuanya ada di Indonesia)
  • Tidak ada limit kecepatan (kalau pakai DWDM bisa kelipatan 40 Gbps)
  • Tidak ada batas jarak (bisa dipakai mulai dari Sabang sampai Merauke)
  • Disupport oleh banyak operator & service provider (Telkom, Indosat, XL, dst)
  • Mendukung QoS (bisa beda2in data, voice, video dst.)
  • Mendukung high availability (bisa mensupport 50 msec rerouting)
  • Mendukung Virtualisasi (satu network MPLS bisa mensupport jutaan VPN untuk masing2 perusahaan/gedung/instansi pemerintah yang ada di Indonesia)
  • Mendukung multi operator (bisa multi homing supaya high available)
  • Banyak deh yang lain (capek nulisnya)
Arsitektur IP NGN
IP NGN (Next Generation Network) adalah arsitektur berbasiskan MPLS yang fungsinya melakukan konvergensi network dan services. Jika pemerintah Indonesia membuat network dengan arsitektur ini, maka kita bisa membuat Connected City (atau Online City atau terserahlah namanya apa, bisa juga Palapa Network atau whatever) sekarang juga.

Anda tidak yakin kita punya infrastrukturnya ?

MPLS tidak perlu berjalan di infrastruktur ideal. Kalau bisa ideal, memang wuenak sekali (cepat, wus-wus-wus....), tapi kalau tidak ada, kabel listrik yang ke rumah2pun bisa dilewatin data yang nantinya masuk ke jaringan MPLS. Nggak perlu kabel listri, kawat berduri (yang ada di tembok penjara cipinang)-pun bisa dipakai.

Semua ada teknologinya.

Sambungan ke dalam Gedung2
Kalau kita hanya bicara MPLSnya saja, maka kotanya belum Connected... Kita musti bikin koneksinya sampai ke dalam2, kalau perlu sampai setiap lampu yang ada di gedung.

Lampu ?

Ya, kalau bikin beginian jangan tanggung2. Lampu juga bisa dibikin controllable via IP. Kita bisa on/off lampu lewat komputer. Tujuannya, kalau dalam perayaan Natal & Tahun Baru nanti, pemkot bisa atur supaya lampu di setiap gedung di kotanya kelap-kelip kayak lampu natal. Atau bisa juga untuk gedung2 tinggi, lampunya diatur supaya membentuk kalimat tertentu, seperti "Dirgahayu DKI Jaya" ... ini misalnya loh (kalau Jakarta sudah Connected, kalau belum yah yang beginian cuma mimpi).


Gambar 6 di atas adalah gambar diagram gedung yang tradisional


Gambar 7 di atas ini adalah gambar gedung yang full online & computerized

Sambungan ke rumah2
Sambungan ke rumah2 nggak perlu aneh2 :
  • Rumah punya sambungan telpon - pake Telkom Speedy (ADSL)
  • Rumah di kawasan mewah - nah pilihannya banyak, termasuk pakai GPON (Gigabit Passive Optical Network), koneksi fiber optic ke rumah (maknyus....:)~
  • Rumah punya kabel listrik saja - bisa pakai Powerline - sambungan data lewat kabel listrik (teorinya ini bisa disediakan oleh PLN atau mitranya, karena saya tahu mereka bisa memberikan Powerline)
  • Rumah2 kumuh - nah sambungan data bisa lewat kawat jemuran/listrik, atau lewat WiFi, atau 3G (tapi jelas aneh, orang yg tinggal di rumah kumuh biasanya masih berpikir isi perut, belum online, tapi ini sih masih possible)
  • Caravan - bisa pakai mobile access router - pake CDMA, UMTS, GSM, atau WiFi
  • Rumah di remote area - bisa pakai VSAT & pembangkit tenaga surya (aneh juga karena skr kita bicara connected city)
Kesiapan Teknologi itu di Indonesia
Semua sudah ada contoh implementasinya di Indonesia, tinggal digulirkan oleh Pemerintah saja. Proyek ini tidak bisa jalan tanpa campur tangan pemerintah.

Keuntungan dengan MPLS sebagai Foundation untuk sebuah Kota
Dengan MPLS access di mana2, kalau bandwidthnya besar sekali (misal pakai DWDM), maka kota akan berdiri dengan rapih, tidak ada lagi gali-menggali tanah karena masing2 operator pengen gali2. Setiap orang/operator bisa terhubung lewat network MPLS yang sama. MPLS ini nantinya menjadi Backbone of Backbone, dan sangat mungkin dimiliki oleh pemkot atau oleh pemerintah Indonesia (asal dibuatkan aturan bahwa setiap operator harus connect lewat super backbone ini - kalau tidak mereka akan gali2 sendiri, dan bikin jalanan becek tiap kali hujan).

Tapi mungkin ini sulit diterapkan, karena ada masalah pembagian rejeki. Banyak galian, artinya banyak orang kerja, dan banyak rejeki dibagi2. Maklumlah ini Indonesia...


Keuntungan Connected City
Sudah merupakan sifat dasar manusia untuk saling berhubungan dengan sesamanya. Connected City mewujudkan hal itu. Connected City juga akan sangat membantu terwujudnya clean government, free of corruption, karena dengan infrastruktur yang online, kita dengan mudah bisa melakukan monitoring akan segala sesuatunya (misalnya menerapkan aplikasi workflow untuk memonitor kinerja pegawai pemerintah...... - jadi ketahuan kalau ngurusin sesuatu, nyangkut lamanya di mana dan oleh siapa....)

1 comment:

Unknown said...

terima kasih atas infonya pak
semoga link ini bisa berguna di http://sinauonline.50webs.com dan bnyk project it di http://itproject.tk