Di dunia telekomunikasi, "carrier class" artinya perangkat atau sistem yang sangat andal, dan teruji untuk memberikan layanan dengan tingkat availability 99.999% (atau disebut juga dengan "five nines"), atau sama dengan 5 menit layanan mati dalam setahun.
Di Indonesia sendiri, tingkat availability 99.999% ini biasanya hanya ada di atas kertas. Pada umumnya banyak sekali jaringan yang mati sampai berjam-jam dalam setahun.
Namun demikian setiap kali ada pengadaan perangkat, carrier (operator/penyedia jasa) di Indonesia selalu mensyaratkan tingkat availability sekelas carrier class ini.
Membangun Sistem Carrier Class
Untuk membangun suatu sistem yang carrier class, kita harus menggunakan desain yang baik dan benar berdasarkan perhitungan2 matematika di bawah ini :
- sistem yang serial (saling bergantung) memiliki tingkat availability A=A1*A2*....*An , di mana A adalah tingkat availability (misalnya 0.99999). Artinya jika suatu sistem terdiri dari telpon, kabel telpon, dan pabx dengan tingkat availability masing2 adalah 0.99999 , maka tingkat availability dari sistem telpon tadi adalah = 0.99999*0.99999*0.99999 = 0.99997 --> four nine availability !
- sistem yang parallel (saling membackup) memiliki tingkat non-availability D=D1*D2*...*Dn di mana D adalah tingkat non-available dan A=1-D. Artinya jika suatu sistem terdiri dari 3 redundant komponen (misalnya sebuah perangkat dengan 3 catu daya) yang masing2 memiliki tingkat availability 0.99, maka A=1-(1-0.99)(1-0.99)(1-0.99)= 0.999999 --> six nine availability !!
- Penghematan biaya karena komponen tidak perlu carrier class (ingat bahwa kebanyakan perangkat dengan sertifikasi carrier class harganya juga "carrier class")
- Praktis & doable karena komponen WAN link juga tidak perlu carrier class (ingat di Indonesia sering sekali terjadi WAN link putus karena kena cangkul, terendam banjir, dicuri dst... sehingga menyebabkan tingkat availability dari WAN link menjadi rendah
No comments:
Post a Comment