Sunday, March 2, 2008

Membangun Rumah dengan unsur Teknologi, Seni dan Hidup

Rumah saya di kawasan Beautiful Lodge dibangun dari tanah lapang (tempat penduduk sekitar bermain sepak bola) di rancang selama setahunan dengan mencoba memadukan unsur Teknologi, Seni dan Hidup :
  • Teknologi : Rumah dibangun dengan sistem listrik 3 fasa, 3 kabel (live, netral & grounding), serta 3 titik grounding yang tersebar di sekitar rumah. Selain itu juga setiap sudut ruangan disiapkan 3 port (telpon, fax, dan ethernet) menggunakan cat5e (cukup untuk speed 1Gbps), dan 1 colokan TV kabel. Semua kabel bermuara di wiring closet di ruang data center (lengkap dengan UPS dan Gen Set) di garasi
  • Seni : Rumah dibangun dengan menggunakan batu bali dan candi, semua diimport dari Bali dan daerah sekitar Borobudur Jawa Tengah. Dinding tertutup dengan batu, dan semprotan pasir & kerang2 laut. Hanya sedikit dinding yang terbuka, dan dicat menggunakan cat tembok
  • Hidup : Rumah dibangun dengan konsep living inside out, artinya tidak ada dinding pembatas antar dalam dan luar rumah, semua serba terbuka. Jadi angin akan mengalir dengan bebas. Udara cukup sejuk sepanjang hari di dalam rumah, karena dinding terbuka dan rumah juga dikelilingi dengan air.... Sehingga penggunaan AC dan listrik dapat ditekan sampai minimal
Di bawah ini adalah 2 gambar yang saya buat sendiri menggunakan sebuah software di PC.


Gambar ruang keluarga dilihat dari pantry. Sebuah grand piano menempati sudut kiri gambar, dan memanfaatkan seluruh ruang keluarga yang terbuka (dengan langit2 12 meter) sebagai ruang akustik...


Sedangkan ini adalah gambar pantry diambil dari sofa di ruang keluarga. Terlihat di halaman belakang adalah lapangan golf lengkap dengan bukit2nya.. Untuk seorang teleworker yang bekerja dengan konsep virtual workspace seperti saya, rumah seperti ini menjadi wadah yang sangat nyaman dan kondusif untuk menggali inspirasi2 liar yang seringkali berlompatan ke luar dari imajinasi saya pada saat duduk di samping kolam renang di halaman belakang....

Note: Sayangnya lapangan golf di belakang rumah cuma rekaan saya saja, soalnya pada saat saya cari2 tanah, tidak ada yang belakangnya lapangan golf. Mungkin sometime in the future (who knows), saya bisa lebih beruntung mendapatkan yang lebih baik dari hasil mengais2 rejeki (sekalian saja yang sawah - kayaknya lebih asyik)...

No comments: