Perkembangan pesat teknologi informasi telah membawa kita ke era komunikasi tanpa batas, di mana jarak dan waktu sudah tidak menjadi kendala lagi.
Era ini juga ditandai dengan kemunculan pendidikan tanpa sekolah dan tanpa guru. Dengan menggunakan sistem komputer dan jaringan, kita bisa mendapatkan pendidikan yang just-in-time.
Just-in-time Learning
Diadaptasikan dari konsep produksi Just-in-time (dari pabrik Toyota), just-in-time learning merupakan paradigma pendidikan baru di mana murid dapat menentukan sendiri apa yang ingin dipelajari dari bermacam2 sumber, daripada harus mengambil sekian banyak pelajaran selama beberapa semester sampai lulus melalui sekolah-sekolah yang ada.
Just-in-time learning bisa memberikan semua yang dibutuhkan murid dengan seperlunya saja, kapanpun dan di manapun...
Cocok untuk Indonesia
Just-in-time learning diimplementasikan menggunakan computer based e-learning yang terhubung ke pusat database menggunakan jaringan. Cara ini merupakan jawaban jitu atas mahalnya dan rendahnya mutu lulusan sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia. Bahkan lulusan terbaik dari universitas terbaikpun sebenarnya belum siap diterjunkan di perusahaan manapun (apalagi perusahaan IT) tanpa training tambahan lagi...
Sistem e-learning meniadakan jarak, sehingga tidak ada lagi kendala ketersediaan guru dan fasilitas di kota-kota kecil. Tidak ada lagi sekolah dan universitas favorit. Karena memang cara pendidikan di masa depan akan menghapuskan konsep sekolah ini...
Kendala e-Learning/e-Education
Sistem e-Learning menghilangkan interaksi fisik antara murid dengan gurunya, karena semuanya akan bersifat virtual. Teknologi sekarang ini masih belum mampu menggantikan interaksi sosial antar manusia, namun demikian dengan bantuan teknologi yang ada interaksi ini bisa disimulasikan melalui TelePresence, Video Conferencing, dst.... Paling tidak waktu utk interaksi bisa dilakukan secara lebih jarang (karena benar2 time consuming), tidak perlu setiap hari, melainkan bisa seminggu sekali....
Salah satu syarat untuk e-Learning yang efektif adalah ketersediaan Bandwidth yang cukup. Jika bandwidth tidak cukup, maka pengalaman melakukan e-Learning akan sangat membosankan dan menjengkelkan. Padahal ada banyak tempat di Indonesia yang masih memiliki sambungan dengan bandwidth yang kecil atau malah tidak ada sama sekali.... Untuk tempat2 seperti itu, artinya e-Learning masih kurang cocok, dan para murid disarankan untuk hijrah ke tempat2 yang lebih sesuai (apa boleh buat)... Tapi cara ini toh masih lebih baik daripada pendidikan formal kita sekarang yang benar2 memaksa murid hijrah ke tempat kos selama bertahun2, ya nggak ?
No comments:
Post a Comment