Artikel di bawah ini merupakan terjemahan bebas dari : http://blogs.technet.com/whymicrosoft/archive/2010/04/22/the-importance-of-sla-s.aspx
Bagi banyak perusahaan, menggunakan layanan awan membutuhkan pemikiran matang. Semua perusahaan, besar dan kecil, perlu mempelajari SLA (Service Level Agreement) yang diberikan oleh penyedia jasa layanan awan.
Pelanggan komersial bisa dipastikan membutuhkan jaminan SLA tertentu.
Google Docs, salah satu layanan awan dari Google mengalami downtime kemarin tanggal 22 April dengan kronologi (terbaru pada saat blog ini ditulis) seperti berikut :
6:36 AM – layanan Google Docs tidak bisa diakses oleh sebagian besar pengguna.
7:36 AM – tim teknis Google memeriksa akar masalah, dan mengetahui bahwa pengguna tidak bisa menggunakan Spreadsheets, Presentations, Drawings, dan Documents yang dibuat menggunakan versi baru.
8:00 AM – sebagian besar masalah sudah selesai, kecuali Google Presentations.
Matinya layanan Google ini merupakan suatu contoh perbedaan layanan awan Enterprise Class dengan layanan untuk perorangan.
Suatu penyedia layanan, bisa saja membuat layanan awan yang luar biasa yang tidak pernah mati dengan cara membuatnya berjalan di atas suatu infrastruktur dengan keamanan yang berlapis-lapis. Tetapi hal ini mungkin tidak menguntungkan secara bisnis. Sehingga biasanya penyedia layanan akan membuat suatu desain yang cukup baik jika dihitung berdasarkan pertimbangan ekonomis.
Matinya layanan Google ini bukan hanya yang pertama kali, tahun lalu ketika Google melakukan sedikit perubahan di Data Centernya sebagian besar pengguna layanan email Gmail mati.
Hal lain yang sangat serius adalah Google sebenarnya sama sekali tidak memberikan dukungan apapun terhadap aplikasi-aplikasi awan Google Labs, Google juga tidak memberikan janji atau jaminan apapun….
Hal-hal inilah yang patut dipertimbangkan oleh para calon pengguna layanan awan untuk keperluan bisnis.
Pernah membaca Google Apps SLA ? Kalau diperhatikan benar-benar, maka Google App bisa mati lebih dari 21 jam setiap hari, dan Google tetap bisa claim bahwa Google memiliki 100% uptime :
“Downtime Period” means, for a domain, a period of ten consecutive minutes of Downtime. Intermittent Downtime for a period of less than ten minutes will not be counted towards any Downtime Periods.
…
“Monthly Uptime Percentage” means total number of minutes in a calendar month minus the number of minutes of Downtime suffered from all Downtime Periods in a calendar month, divided by the total number of minutes in a calendar month.
Pendekatan SLA model seperti ini bisa menipu pelanggan. Sebuah penyedia layanan awan kelas Enterprise seharusnya menghitung downtime setiap kali suatu aplikasi memang tidak bisa dihitung. Inilah yang disebut KEMITRAAN !
Hal lain yang juga penting adalah penalti. Suatu penyelenggara layanan yang melanggar SLA sudah seharusnya dihukum secara finansial (misalnya berupa diskon atau uang kembali). Layanan Google hanya memberikan maksimum layanan gratis 15 hari di akhir kontrak jika uptime merosot <95% setiap hari !
Di bawah ini adalah perbandingan antara layanan awan dari Microsoft dan Google :
Downtime Limitations | |||
Immediate upon outage | Less than 10 minutes do not count | ||
Monthly Uptime Percentage | Service Credit ($) | Monthly Uptime Percentage | Service Credit (days of service) |
< 99.9% | 25% | < 99.9% - ≥ 99.0% | 3 |
< 99% | 50% | < 99.0% - ≥ 95.0% | 7 |
< 95% | 100% | < 95.0% | 15 |
Planned Downtime Notification | |||
5 days | 5 days | ||
Maximum Yearly Planned Downtime | |||
10 Hours | 12 Hours |
1 comment:
Mas, jangan ikut diterjemahin bebas dong cloud service jadi layanan awan.. agak gimana gitu bacanya hehehe
Post a Comment