Friday, March 26, 2010

Open Source vs Cloud Computing

Richard Stallman: Menggunakan layanan Cloud adalah tindakan bodoh
image

http://blogoscoped.com/archive/2008-09-30-n12.html 

Richard Stallman bapak Open Source mengatakan “Ada alasan mengapa anda tidak boleh menggunakan aplikasi berbasis web karena anda akan kehilangan kontrol…. Hal tersebut sama jeleknya dengan menggunakan aplikasi proprietary. Kerjakan komputing di komputer anda sendiri dengan program yang bebas. Jika anda menggunakan program proprietary atau web server orang lain, maka anda akan tidak punya pertahanan sama sekali. Nasib anda akan berada dalam tangan si pengembang software tersebut.”

Richard mengatakan bahwa menggunakan aplikasi berbasis web seperti Gmail adalah suatu tindakan yang lebih “buruk dari kebodohan”.

Di blog yang lain http://www.crunchgear.com/2008/09/29/cloud-computing-could-be-dangerous-warns-richard-stallman/ Richard Stallman mengatakan bahwa cloud services seperti Gmail berbahaya karena bisa ditutup sewaktu-waktu.

Di sini http://cloudcomputing.sys-con.com/node/692407 Richard malah bilang bahwa Cloud Computing hanya untuk orang bodoh….

Cloud Computing memakan pengembang Open Source

Amazon adalah salah satu perusahaan terkemuka yang menawarkan layanan database melalui Amazon RDS (Relational Database Service). Amazon RDS merupakan layanan berbasis web yang mudah untuk disetup, dioperasikan, dan berskala tinggi di dalam cloud. Amazon RDS menyembunyikan kesulitan manajemen database dari sisi user, sehingga para user bisa lebih fokus pada bisnisnya.

Menarik untuk disimak, Amazon ini memanfaatkan produk Open Source MySQL yang dikustomisasi menjadi sangat mudah untuk digunakan :)

MySQL adalah produk open source yang kelangsungan hidupnya bergantung pada penjualan jasa dukungan teknis (dari SUN yang menciptakan dulu mengakuisisi MySQL ini). Karena Amazon memiliki teknisi & pengembang sendiri yang andal, maka Amazon tidak membeli jasa dari SUN.

Pendapatan SUN juga akan berkurang dari sisi penjualan jasa, karena semua pelanggan potensial jasa dukungan teknis untuk MySQL bisa memilih untuk menggunakan jasa Amazon…

Hal-hal semacam ini sangat membahayakan kelangsungan hidup pengembang aplikasi open source.

Bagaimana seharusnya sikap pengembang open source supaya tetap hidup ? Mungkin salah satu langkah adalah membuat versi proprietary yang lebih bagus untuk memberikan nilai tambah yang besar terhadap aplikasi versi open sourcenya :) Sehingga orang-orang mau membayar untuk mendapatkan versi proprietarynya.

Evolusi Lisensi Open Source untuk menghadapi Cloud Computing

Era cloud computing ini juga mau tidak mau memaksa perbaikan lisensi open source GPL menjadi Affero GPL yang bisa digunakan untuk melindungi aplikasi Open Source yang digunakan di dalam web server.

Affero GPL merupakan modifikasi dari GPL versi 3, di situ dinyatakan bahwa “Jika anda menjalankan aplikasi ini di dalam server dan membiarkan orang lain berkomunikasi dengan aplikasi tersebut, maka server anda harus juga memperbolehkan orang-orang tersebut mendownload source code dari program yang sedang berjalan. Jika program yang sedang berjalan adalah hasil modifikasi sendiri, maka para pengguna server itu harus juga bisa mendownload source code yang sudah dimodifikasi tersebut”.

Tuesday, March 16, 2010

Microsoft & Cloud Services

Banyak orang tidak mengetahui bahwa sebenarnya Microsoft benar-benar serius bergerak menuju ke arah Cloud Services (layanan awan). Microsoft memiliki strategi untuk aplikasi, platform, bisnis infrastruktur untuk semua pelanggan konsumer maupun perusahaan. Microsoft melakukannya dengan sangat serius, dan menanamkan investasi yang sangat besar. Microsoft melihat peluang bisnis yang sangat besar untuk semua pelaku IT.

Cloud services ini sendiri sebenarnya merupakan bagian kecil dari arsitektur besar Microsoft yang disebut sebagai S+S (Software plus Services), yang menggabungkan antara aplikasi client/server yang dimiliki pelanggan sekarang dengan layanan awan. Arsitektur ini sebenarnya bukan monopoli Microsoft, karena hampir semua pelaku IT juga melakukannya, dan menyebutnya dengan berbagai istilah yang berbeda-beda.

Dimulai dari catatan Ray Ozzie yang dipublikasi di sini (28 Oktober 2005) : http://news.cnet.com/Ozzie-memo-Internet-services-disruption/2100-1016_3-5942232.html , perlahan-lahan arsitektur Cloud Services Microsoft mulai disusun. Microsoft mulai meluncurkan banyak aplikasi-aplikasi online seperti Windows Live, Bing, XBOX Live, Office Live, Microsoft Online Services, Dynamics CRM Online, Windows Azure, SQL Azure dan sebagainya. Banyak di antara produk-produk itu merupakan hasil evolusi dari produk-produk server yang pindahkan ke awan, dan bisa diakses secara publik.

Visi Ray yang dipublikasikan pada tahun 2005 ini diamini oleh banyak pemain besar di industri IT, mulai dari Adobe, sampai Google dan IBM beberapa tahun kemudian :

  • “We are taking a balanced approach, and are building a hosted infrastructure. It’s not just about the cloud, but also about the desktop. There are some who are all about the cloud while others think about the desktop first. We have a hybrid approach, and we are doing that with our products like AIR.” - Kevin Lynch, CTO, Adobe (August 2008), http://gigaom.com/2008/08/04/the-gigaom-interview-kevin-lynch-cto-adobe-systems
  • “The real opportunity that the cloud offers large companies today is as a supplement or complement to their in-house operations rather than as a complete replacement - Nick Carr “Rough Type” blog (April 2009), http://www.roughtype.com/archives/2009/04/the_big_company.php
  • “…larger companies…can be expected to pursue a hybrid approach for many years, supplying some hardware and software requirements themselves and purchasing others over the grid. One of the key challenges for corporate IT departments, in fact, lies in making the right decisions about what to hold on to and what to let go.”Nick Carr, “The Big Switch”, pg. 118
  • Microsoft's Software + Service strategy has rapidly matured and is native to Exchange 2010. This architecture of a single environment that spans on-premise and cloud-based gives large firms an opportunity to leave some mailboxes on-premise and host others in the cloud to save money without incurring admin hassles.” - Ted Shadler, The Forrester Blog for Information & Knowledge Management Professionals (April 2009), http://blogs.forrester.com/information_management/2009/04/exchange-2010-tier-your-workforce-split-your-domain-save-money.html
  • “Economics of IT are changing, and many companies are looking at combinations of on-premise software and software as a service.” - Rishi Chandra, Product Manager for Google Enterprise (June 2008), http://www.intelligententerprise.com/blog/archives/2008/06/google_sees_clo.html
  • “There are things you can do in desktop apps that you can't do in Web apps - Linus Upson, Google Engineering Director, http://news.cnet.com/8301-17939_109-10227150-2.html
  • “IBM believes this view neglects to consider that large enterprises are not going to outsource their entire data center operations to a public cloud like Amazon’s. Different workloads demand different support, and as such, there are certain applications that shouldn’t be moved to a cloud model.”IBM (April 2009), http://blogs.zdnet.com/BTL/?p=16384
  • "It's unlikely than an organization will strictly choose one path or the other when it comes to SaaS and software services that are built in-house. Every organization will likely continue to have a mix of existing applications, SaaS subscriptions, and now through SOA, a collection of reusable components, Web services and business processes…" - Sandy Carter, vice president of SOA and WebSphere strategy at IBM (August2008), http://www.crmbuyer.com/story/PVN9X8ztpLGcvl/Mixing-It-Up-With-SOA-and-SaaS-Part-2.xhtml
  • “But a new model has emerged powered by fantastic experiences at the front end and platform delivered as a service on the back end - Steve Fisher, SVP Platform Division, Salesforce.com, http://www.eweek.com/c/a/Application-Development/Adobe-Targets-the-Enterprise-with-SAP-Salesforce-Integration
  • Salesforce CEO Mark Benioff … to announce a partnership to sell customers on the hybrid cloud idea – an initiative called ‘The Best of Both Worlds.’  For Benioff, who until now has marketed Salesforce with a ‘Software is Dead’ slogan, that’s quite a shift…” - Fortune on the shift to cloud computing (October 2009), http://brainstormtech.blogs.fortune.cnn.com/2009/10/22/a-kinder-gentler-cloud/

Baru-baru ini Microsoft memperkenalkan produk barunya Windows Azure Platform dan Office 2010, yang merupakan komponen terakhir dari Microsoft untuk memberikan solusi Cloud Services paling lengkap di pasaran. Solusi Microsoft sekarang mencakup semua aplikasi, platform, infrastruktur, dan semuanya bisa diberikan sebagai suatu layanan.

Peluncuran produk baru ini meninggalkan semua lawan Microsoft, yang sekarang harus bermitra satu sama lain untuk menandinginya….

Pertarungan yang menarik sekali untuk disimak. Let’s see siapa yang akan unggul :)

Sayangnya di Indonesia pertempuran ini belum bisa jelas disaksikan, mengingat infrastruktur jaringan broadband yang masih lemah, juga tingginya tingkat pelanggaran hak cipta (Intellectual Property Right) yang membuat banyak pelaku industri IT ini enggan menanamkan investasi besar di negara ini.

Monday, March 15, 2010

Cara mudah download Flickr Photos

Jika anda ingin mendownload foto-foto dari Flickr dengan sangat mudah, gunakan Windows 7, kemudian download “search connector”. Search connector akan membuat Flickr menjadi salah satu folder di komputer anda yang bisa dicari isinya…..

image

Wednesday, March 10, 2010

Cloud Services mempercepat evolusi Open Source

Pengembangan perangkat lunak bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu yang cukup populer adalah menggunakan cara Open Source. Open Source berusaha memanfaatkan sumber-sumber yang ada dengan cara saling berbagi. Pengembangan aplikasi Open Source dilindungi oleh suatu lisensi Open Source.

Tahukah anda bahwa ada puluhan jenis lisensi Open Source ?

GPL (GNU General Public License), diprakarsai oleh Richard Stallman, merupakan satu lisensi Open Source yang paling terkenal. GPL memaksakan distribusi source code dengan cara mengharuskan setiap pembuat aplikasi yang mendistribusikan aplikasinya selalu menyertakan source codenya.  Di dalam konsep GPL, kita mendapatkan aplikasi dengan bebas (pada umumnya gratis), tapi juga kita punya keharusan untuk membagikan source codenya kembali dengan bebas juga.

Dengan demikian GPL memastikan bahwa inovasi Open Source bisa terus berjalan, dan menarik banyak pengembang aplikasi open source.

Namun dengan kemajuan teknologi jaringan, beberapa tahun belakangan ini mulai banyak perusahaan yang memanfaatkan internet untuk menjalankan banyak layanan. Banyak situs, misalnya Google, Amazon, dan sebagainya, menjalankan aplikasi di dalam data center nya. Banyak di antara perusahaan-perusahaan itu berjalan menggunakan aplikasi-aplikasi berbasis open source. Namun karena aplikasi tersebut dijalankan di data center melalui konsep SAAS (Software as a Service), maka tidak ada kewajiban untuk Google, Amazon (dan lainnya) untuk mengembalikan source code hasil inovasinya ke komunitas open source.

Kehebatan algoritma search engine Google, misalnya, tetap menjadi misteri.

GPL dengan sendirinya harus diadaptasikan untuk keperluan cloud….

Atau diperlukan lisensi-lisensi baru Open Source untuk mengantisipasi Cloud Services, sekalian untuk mencegah GPL memaksa pembocoran rahasia perusahaan :) Contohnya Amazon.com menggunakan lisensi Eclipse untuk layanan EC2 (Elastic Computing Cloud) untuk melindungi Amazon dari keharusan memberikan source codenya….

Apakah anda pemakai Cloud Services ? misalnya apakah anda menggunakan email gratis dari yahoo, google, hotmail ? apakah anda menggunakan layanan peta seperti bing maps, google maps ? Anda bisa menikmati semua layanan tersebut tanpa harus memikirkan aplikasi apa, atau sistem operasi apa yang harus berjalan di komputer anda bukan ? bahkan anda bisa menggunakan smartphone anda.

Itu adalah salah satu bukti bahwa semua debat mengenai model pengembangan atau model bisnis Open Source semakin kurang relevansinya. Orang menginginkan layanan, seperti yang diberikan oleh Cloud Service, lebih daripada memikirkan model bisnis/pengembangannya…

Open Source – Definisi oleh OSI (Open Source Initiative)

Diterjemahkan dari : http://opensource.org/docs/osd

Open source tidak hanya berarti akses ke kode sumber. Ketentuan distribusi dari perangkat lunak sumber terbuka harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Kebebasan Redistribusi (tanpa royalti)
Lisensi tidak akan membatasi pihak manapun dari menjual atau membagi-bagikan perangkat lunak sebagai komponen dari distribusi kumpulan perangkat lunak yang berisi program-program dari beberapa sumber yang berbeda. Lisensi tidak akan memerlukan royalti atau biaya lain untuk penjualan tersebut.

2. Source Code (tersedia dengan jelas, mudah, dan bukan dari mesin penterjemah)
Program harus menyertakan kode sumber, dan harus mengizinkan distribusi kode sumber maupun bentuk dikompilasi. Di mana beberapa bentuk produk tidak didistribusikan dengan kode sumber, harus ada dipublikasikan dengan baik cara memperoleh kode sumber untuk tidak lebih dari biaya reproduksi yang masuk akal lebih baik, men-download melalui internet tanpa biaya. Kode sumber harus menjadi bentuk yang lebih disukai seorang programmer akan memodifikasi program. Kode sumber tidak boleh sengaja dikaburkan. Bentuk keluaran dari sebuah penterjemah tidak diperbolehkan.

3. Pekerjaan Turunan (pekerjaan turunan harus tetap terbuka seperti aslinya)
Lisensi harus memungkinkan modifikasi dan pekerjaan turunan, serta harus memungkinkan mereka untuk didistribusikan di bawah persyaratan yang sama seperti lisensi perangkat lunak asli.

4. Integritas dari pembuat kode sumber (nama atau versi turunan harus berbeda dengan aslinya)
Lisensi dapat membatasi distribusi kode sumber dalam bentuk modifikasi hanya jika lisensi memungkinkan distribusi "file yang ditambal" dengan kode sumber untuk tujuan memodifikasi program pada waktu pembangunan. Lisensi harus secara eksplisit mengizinkan distribusi software yang dibangun dari kode sumber diubah. Lisensi mungkin memerlukan pekerjaan turunan dengan nama atau versi yang berbeda dengan perangkat lunak asli.

5. Tidak ada Diskriminasi terhadap Orang atau Grup (tidak ada perbedaan bagi siapapun)
Lisensi tidak boleh mendiskriminasikan seseorang atau sekelompok orang.

6. Tidak ada Diskriminasi terhadap Bidang Usaha (boleh digunakan untuk usaha apapun)
Lisensi tidak boleh membatasi seseorang dari memanfaatkan program dalam bidang usaha tertentu. Sebagai contoh, mungkin tidak membatasi program dari sedang digunakan dalam bisnis, atau dari yang digunakan untuk penelitian genetik.

7. Distribusi Lisensi (Lisensi tidak boleh ditambahkan pada saat penyebaran)
Hak-hak yang melekat pada program harus berlaku untuk semua untuk siapa program ini disebarluaskan tanpa perlu pelaksanaan lisensi tambahan oleh pihak-pihak.

8. Lisensi Tidak Boleh Spesifik untuk sebuah Produk (hak penerima perangkat lunak modifikasi harus sama dengan yang asli)
Hak-hak yang melekat pada program tidak boleh bergantung pada program menjadi bagian dari distribusi perangkat lunak tertentu. Jika program merupakan bagian dari distribusi dan digunakan atau didistribusikan di dalam syarat-syarat lisensi program, semua pihak penerima distribusi ini harus memiliki hak yang sama seperti yang diterima oleh penerima perangkat lunak asli.

9. Lisensi Harus Tidak Boleh Membatasi Software Lain (perangkat lunak sumber terbuka boleh didistribusikan bersama dengan yang bukan sumber terbuka)
Lisensi harus tidak menempatkan batasan pada perangkat lunak lain yang didistribusikan bersama dengan perangkat lunak berlisensi. Sebagai contoh, lisensi tidak boleh memaksa bahwa semua program lain didistribusikan pada media yang sama harus perangkat lunak open source.

10. Lisensi Harus menggunakan Teknologi yang Netral (lisensi tidak boleh terbatas pada teknologi/antarmuka tertentu)
Tidak ada keharusan bahwa lisensi hanya berlaku untuk suatu teknologi atau gaya antarmuka.

Friday, March 5, 2010

Microsoft Translating Phone – teknologi Star Trek Universal Translator diperkenalkan oleh Microsoft

Pada acara TechFest 2010 Microsoft mempertunjukkan teknologi canggih semacam Universal Translatornya Star Trek !

Nama produk masa depan ini adalah Translating Phone. Translating Phone saat ini merupakan aplikasi yang berjalan di komputer Windows, dan bisa melakukan penterjemahan dari satu bahasa ke bahasa lain secara hampir realtime. Selain itu semua percakapan yang terjadi juga akan seketika didokumentasi dalam bentuk tulisan yang bisa disimpan di dalam komputer untuk arsip.

image

Lihat demonstrasi video di bawah ini untuk lebih jelasnya.

Perlu dicatat bahwa teknologi ini masih belum sempurna, namun kualitas terjemahan yang ada sekarang sudah cukup untuk dimengerti manusia.