Monday, December 24, 2007

Strategi migrasi ATM berbasis SNA (SDLC) ke IP yang Optimum


Protokol SNA mendekati kepunahan
Sudah tidak jamannya ATM (Automated Teller Machine) masih menggunakan protokol SNA. Support terhadap protokol ini semakin langka, dan mendekati kepunahan. Mungkin tahun depan sudah tidak ada lagi dukungan terhadap ATM-ATM berbasiskan SNA ini.

Semua Bank yang masih menggunakan SNA (misal SDLC) harus segera melakukan migrasi secepatnya, kalau bisa tahun ini (eh tahun ini sudah sisa beberapa hari lagi :p...

Strategi Migrasi
Migrasi ini sebenarnya tidak sulit. Kita hanya perlu menyusun strategi yang tepat. Sebuah router multifungsi dapat digunakan sebagai sarana untuk mempermudah transisi ini, disamping juga router multifungsi ini dapat tetap digunakan seterusnya ketika transisi sudah selesai.

Saya ambil contoh, misalnya Bank X menggunakan IBM AS/400 di kantor pusat, memiliki beberapa ratus ATM yang terhubung lewat SDLC leased line, dan lewat Frame Relay. Bank X sudah siap untuk berpindah ke sistem berbasis IP secepatnya, tetapi Bank X tidak mau ada gangguan (misalnya system down) pada saat migrasi.

Bank X dapat melakukan migrasi sebagai berikut :
  • Pasang perangkat router multifungsi di setiap cabang yang akan dimigrasikan. Router multifungsi ini nantinya bisa berfungsi sebagai Frame Relay switch, atau sebagai SDLC controller, atau sebagai IP router, atau kombinasi semuanya. Selain itu router multifungsi ini juga dapat melakukan penghematan bandwidth dengan cara kompresi, caching dan lain2
  • Pasang sebuah (dua buah utk redundancy) router yang cukup powerful di sisi pusat untuk melakukan terminasi SDLC, atau Frame Relay dari semua router2 cabang
  • AS/400 bisa dihubungkan ke router pusat tadi menggunakan Token Ring/Ethernet/atau serial interface (misal v.35) dengan protokol SDLC atau Frame Relay atau apapun.... (jangan kuatir, router di sisi pusat akan mengerti semua itu)
  • Sekarang cabang yang sudah terpasang router multifungsi tadi bisa langsung terhubung ke pusat melalui SDLC atau FR atau apapun
  • Pada saat aktivasi IP, konfigurasi di sisi AS/400, ATM, dan router harus diganti menjadi IP, dan ini hanyalah masalah konfigurasi software saja. Tidak ada lagi pergantian perangkat keras. Aktivasi IP ini kita perlu lakukan secara bertahap. Pada saat awal, kita bisa lakukan testing dulu, kemudian setelah yakin baru migrasi di cabang yang paling kecil, dan seterusnya sampai proses migrasi selesai
Setelah migrasi selesai, maka semua perangkat di bank tersebut sudah berjalan dengan IP, dan IP memiliki keunggulan lain, yaitu aman (ada fitur firewallnya), integriti terjamin (dengan enkripsi di L3), lebih efisien (ada mekanisme kompresi data dan lain2), dan kita bisa menjalankan aplikasi2 lain yang IP based. Nah kalau sudah sampai pada tahap ini, hanya imajinasi yang membatasi anda.

1 comment:

Anonymous said...

Setuju pak. ATM jaman sekarang sudah mulai diconvert ke IP dan Windows based, termasuk produk ATM non Tunai made in Indonesia ini http://www.tricahya.co.id

Andrie